BREAKING NEWS: BRUTAL! Dua Warga Luat Unterudang Tertembak Panah, Diserang Oknum Preman Berkedok Sekuriti PT Barapala Setelah Polisi Pergi
Padang Lawas, Selasa (18/11/2025) / antara news.id
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Aksi menginap damai warga Luat Unterudang di areal PT Barapala yang telah mendapat izin dari Polres Padang Lawas berakhir dengan kengerian. Puluhan oknum yang diduga sebagai preman suruhan perusahaan berkedok sekuriti menyerang tanpa ampun menggunakan panah dan tombak, menyebabkan dua warga terluka parah.
Korban teridentifikasi sebagai Adi Ansor Harahap (terkena panah di kaki kanan) dan Saripuddin Hasibuan (terkena panah di dada kanan). Menurut saksi mata, Ruslan Abdullah Hasibuan, penyerangan terjadi tak lama setelah personel polisi meninggalkan lokasi.
“Sebelumnya mereka minta izin lewat untuk menjemput rekan di pos 1. Kami percaya dan izinkan. Tapi ketika kembali, sekitar 25 orang itu langsung menyerang dengan membabi buta menggunakan panah dan tombak,” ujar Ruslan dengan gemetar.
Selain menyakiti warga, oknum tersebut juga merusak sepeda motor dan kendaraan milik masyarakat. Warga yang terkejut berusaha melawan dengan peralatan seadanya dan berhasil memukul mundur penyerang, yang kemudian melarikan diri.
Mewakili mahasiswa, Arsa Rizki Siregar menegaskan bahwa aksi damai tersebut bertujuan menunggu pertemuan dengan pimpinan PT Barapala. “Tetapi ketika polisi pergi, preman langsung menyerang. Ini adalah kejam dan tidak bertanggung jawab,” katanya.
Warga kini menuntut keadilan kepada Kapoldasu Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto dan Gubernur Sumatera Utara untuk turun langsung ke lokasi. Mereka juga berencana menggelar aksi besar-besaran ke Poldasu, sekaligus mendesak pencopotan Kapolres Padang Lawas yang dinilai tidak objektif – setelah diketahui membuat laporan ke Poldasu soal kerusakan aset perusahaan tanpa melihat sisi kekerasan yang dialami warga terlebih dahulu.
“Kami minta Manajemen PT Barapala (Saprijal, Ahok, Aspin) mempertanggungjawabkan perbuatannya. Jangan biarkan preman berkedok sekuriti membunuh warga yang hanya menuntut haknya!” tegas Arsa. ( Red)














